Kata pengantar
Assalamu’alaikum warohmatullaahi
wabarokaatuh
Alhamdulillah,semoga
Allah yang maha mulia senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada kita,sehingga
kita bukan saja akan menjadi hamba yang
mulia tetapi juga di ridhoiNya.Shalawat serta salam teruntuk baginda nabi
Muhammad saw,beliaulah panutan kita yang paling benar.
Atas
selesainya penulisan ini,tak lepas dari dukungan berbagai pihak,olehnya itu
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah mendukung,kepada kedua orang tua kami yang senantiasa mendidik kami agar
senantiasa menjadi orang yang bertaqwa dan beriman kepada Allah swt,kepada
saudara-saudari yang memberi berbagai pelajaran kepada kami,dan terkhusus
kepada bapak Yunus taba yang telah membimbing kami dalam penyelesaian penulisan
ini.
Akhirnya,kami
menyadari bahwa penulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan,olehnya itu kritik
dan saran serta komentar sangat kami butuhkan untuk perbaikan penulisan
selanjutnya.Jazaakumullah khairan katsira.semoga Allah swt senantiasa meridhoi
langkah-langkah kita.Aamiin.
Minallohi musta’an waalaihi tiklan
wassalamu alaikum warahmatullahi
wabarakaatuh.
Pinrang, 12 Juni 2012
KELOMPOK IV
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………... 1
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… 2
BAB I PENDAHULUAN
………………………………………………………… 3
A.
Latar
Belakang ……………………………………………………………. 3
B.
Rumusan
Masalah…………………………………………………………. 4
BAB II ISI
…………………………………………………………………………. 5
A.
Pengertian
Guru ………………………………………………………….. 5
B.
Peranan
Guru Dalam Pandangan Islam ………………………………… 6
C.
Peranan
Guru Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Anak ....... 7
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………… 12
Kesimpulan
……………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA
…………………………………………………………… 13
PERANAN GURU AGAMA ISLAM DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru adalah pendidik dan pengajar
pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam
kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan
suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.Secara
formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang
memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal
berstatus sarjana,
dan telah memiliki ketetapan hukum yang syah sebagai guru berdasarkan
undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.
Dalam
wacana yang lebih luas, istilah guru bukan hanya terbatas pada lembaga
persekolahan atau lembaga keguruan semata. Istilah guru sering
dikaitkan dengan istilah bangsa sehingga menjadi guru bangsa. Istilah
guru bangsa muncul ketika sebuah bangsa mengalami kegoncangan struktural dan
kultural sehingga hampir-hampir terjerumus dalam kehancuran. Guru Bangsa adalah
orang yang dengan keluasan pengetahuan, keteguhan komitmen dan kebesaran
jiwa dan pengaruh serta keteladanannya dapat mencerahkan bangsa dari kegelapan.
Guru bangsa dapat lahir dari ulama/agamawan, intelektual, pengusaha pejuang,
birokrat dan lain-lain. Pendek kata, dalam istilah guru mengandung
nilai, kedudukan dan peranan mulia. Karena itu di dunia ini banyak
orang yang bekerja sebagai guru, akan tetapi mungkin hanya sedikit yang bisa
menjadi guru yaitu yang bisa digugu dan ditiru.
Dalam pengembangan karakter peserta didik di
sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru
merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta
didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap
dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan,
karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru
memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter,
berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi,
identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan
secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
peran guru dalam pandangan islam ?
2. Bagaiman
peranan guru agama islam dalam pembentukan karakter anak ?
C.
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui peran guru dalam pandangan islam
2. Untuk
mengetahui peran guru agama islam dalam pembentukan karakter anak
BAB II
ISI
A.
Pengertian
Guru
Guru secara harfiahnya adalah
“berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia,
guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Dalam hazanah pemikiran Islam, istilah guru memiliki beberapa istilah
seperti “ustadz”, “mu’allim”, “muaddib” , “murabbi” dan “mursyid”.
Beberapa istilah untuk sebutan “guru” itu berkait dengan beberapa istilah untuk
pendidikan yaitu “ta’lim”, ta’dib” dan “tarbiyah” sebagaimana telah dikemukakan
terdahulu. Istilah mu’allim lebih menekankan guru sebagai pengajar,
penyampai pengetahuan (knowlwdge) dan ilmu (science); istilah
mu’addib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan akhlak
peserta didik dengan keteladanan; dan istilah murabbi lebih menekankan
pengembangan dan pemeliharaan baik spek jasmaniah maupun ruhaniah. Sedangkan
istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas dan netral
adalah ustadz yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “guru”.
Dalam bahasa Indonesia terdapat istilah guru, disamping
istilah pengajar dan pendidik. Dua istilah
terakhir yang merupakan bagian tugas terpenting dari guru yaitu mengajar
dan sekaligus mendidik siswanya. Walaupun antara guru dan ustadz
pengertiannya sama, namun dalam praktek khususnya di lingkungan sekolah-sekolah
Islam, istilah guru dipakai secara umum, sedangkan istilah ustadz
dipakai untuk sebutan guru khusus yaitu yang memiliki pengetahuan dan
pengamalan agama yang “mendalam
Pengertian
Guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005
Guru adalah pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pengertian Guru
menurut Peraturan Pemerintah
Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi
yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu
serta bersifat mandiri.
Pengertian
Guru menurut Noor Jamaluddin (1978: 1)
Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang
bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri
sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka
bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
B.
Peranan Guru
dalam pandangan islam
Dalam mendalami agama islam , peran
seorang guru itu adalah mutlak . ilmu agama islam itu sangat luas, sehingga
hidup kita ini tidak akan cukup untuk mempelajari agama islam. Dan dalam
beribadah kepada Allah, Dia pun sebenarnya tidak menuntut hambanya untuk
melakukan semua yang diperintahkan-Nya. Kesulitan kita dalam memilih ibadah
mana yang cocok dan diterima oleh Allah adalah hal yang sangat sulit. Kita
tidak tahu bahwa ibadah yang kita lakukan telah diterima atau ditolak oleh-Nya.
Kebanyakan manusia dalam menjalankan ibadah tidak berdasarkan petunjuk dan
bimbingan seorang Guru , sehingga ibadah yang dilakukan akan sia-sia dan mereka
kebanyakan akan putus asa . hal ini banyak kita temui di masyarakat , bagaimana
orang yang cenderung menyalahkan Allah dan lingkungan atas penderitaan dan
kesulitan hidup yang dia alami. Banyaknya orang yang putus asa dan malah lari
dari ajaran islam. Dan bagaimana manusia dengan gampangnya bunuh diri dengan
berbagai alasan dan cara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dalam menjalankan
agama islam tanpa bimbingan seorang guru yang benar dan kuat dalam keyakinan.
Allah
menurunkan Al-quran lengkap dengan PeragaNya. Sewaktu Allah menurunkan Al-quran
kemuka bumi ini,Allahpun langsung menurunkan PERAGA nya. Dalam hal ini , peraga
dalam Al-quran adalah Nabi Muhammad S.A.W. Dan semua tindakan , ucapan,serta
petunjuk nabi harus kita ikuti dan itu biasa kita sebut dengan Hadish Nabi.
sehingga ada pendapat dari sebagian ulama bahwa nabi Muhammad S.A.W adalah
Al-quran berjalan. Dan di jaman sekarangpun sebenarnya peraga itu tetap ada yaitu
Guru yang benar atau biasa di sebut guru Khusus atau biasa juga disebut dengan
guru yang mursyid. Guru khusus ini bisa seorang kyai, tapi juga bisa datang
dari orang ‘biasa’ yang tidak kita duga-duga.
Persoalan kita sekarang , dalam menjalani islam kita
sangat sulit mencari Peraga tersebut, dia tersembunyi dan tidak memperlihatkan
diri seperti halnya para Nabi. Sehingga kita lihat saat ini, bagaimana umat
islam binggung mana kyai atau ustadz atau orang yang bisa dijadikan peraga
dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Ada kyai atau ustadz yang awal
kemunculannya sangat kita kagumi dan kita ikuti petunjuknya, tapi dalam
perjalannya kita malah bosan dan meninggalkan dia , karena ucapan yang begitu
banyak keluar dari mulutnya, tapi bukannya menenangkan hati tapi malah membuat
hati gelisah. Belum lagi prilaku dan tindakannya tidak sesuai dengan ucapan
yang dia keluarkan. Tapi yakinlah PERAGA itu ada dan carilah terus…., maka anda
akan menemuinya. Dan begitu anda menemuinya ikutilah ajarannya , walaupun nanti
ajarannya itu akan bertentangan tapi itulah obat buat hati anda yang gelisah.
C.
Peran
Guru Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter
Salah satu hak peserta didik adalah untuk mendapatkan pendidikan agama
sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang sama.
Memperhatikan hak anak didik dalam satuan pendidikan maka seorang guru
diwajibkan untuk mendidik anak dengan baik sesuai ajaran agama dan norma norma
yang berlaku didalam masyarakat dan anak diwajibkan untuk memahami dan
memperdalam ilmu agama. Pendidikan agama adalah suatu proses pembinaan dan
pengajaran yang dilaksanakan dalam segala segi, yang dapat membimbing dan
mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan
berpegang teguh terhadap ajaran agama Allah, yaitu agama Islam. Melihat realita
yang terjadi dalam masyarakat, bahwa saat ini perilaku anak sudah tidak sesuai
dengan nilai-nilai agama, moral dan nilai-nilai budaya yang hidup dalam
masyarakat. Padahal maju atau mundurnya suatu bangsa sangat tergantung
bagaimana bangsa itu memperlakukan atau mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu
guru harus berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter
anak maka secara tidak langsung tujuan pendidikan nasional akan terwujud.
Adapun peran guru agama Islam dalam pembentukan karakter anak yaitu sebagai
berikut:
1. Berperilaku
sesuai ajaran agama Guru agama Islam dalam mendidik anak didik mengharapkan
agar anak didiknya dapat berahlak mulia dalam pergaulan baik dilingkungan
sekolah, ataupun diluar sekolah. Oleh karena itu para pendidik perlu
memperdalam pencapaian dan peningkatkan bentuk penghayatan mereka terhadap
ajaran Islam. Sehingga guru tidak hanya mentransfer ilmunya tapi guru juga
harus mendidik anak agar berperilaku sesuai yang ditetapkan dalam ajaran agama
Islam.
2. Memahami
anak Guru dalam membimbing ataupun memberikan pemahaman tentang Islam kepada
anak, selayaknya dapat memahami tingkat kemampuan setiap anak didiknya karena
setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk memahami pelajaran,
sehingga ada kesulitan pada anak didik untuk memahami apa yang disampaikan oleh
guru serta anak didik mampu mengamalkan dari apa yang disampaikan.
3. Mengikuti
perkembangan anak didik Guru adalah tenaga pengajar, akan tetapi terkadang guru
lupa akan kewajibannya dan tidak jarang guru mengajarkan perilaku yang baik
kepada anak tapi tidak diikuti dengan bimbingan penuh serta perhatian kepada
anak baik ketika anak tersebut berada dilingkungan sekolah ataupun diluar
lingkungan sekolah.
4. Berperan
aktif dalam memberikan bimbingan dan nasihat Untuk membentuk karakter anak,
maka guru agama harus lebih mengetahui fungsinya dalam memberikan bimbingan
ataupun nasihat kepada anak didiknya dalam berperilaku. Sehingga anak
terkontrol dalam bergaul dengan sesama temannya terlebih kepada orang tua dan
guru, selain itu pula anak dapat menfilter terhadap pengaruh negative yang akan
merusak akhlak bahkan mengubah pola berfikir anak kedepannya. Selain itu pula
bahwa guru selaku pembimbing tidak henti-hentinya mengarahkan dan memperbaiki
perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagaaman dan sudah menjadi
kebiasaan, walaupun sangat sulit untuk merubah kebiasaan buruk anak, tapi guru
memaksimalkan perananya dalam membentuk karakter sehingga anak tersebut
mencerminkan sifat kemandirian, mampu meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi
nilai-nilai dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Memperhatikan peran guru dalam membentuk karakter anak yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka guru harus berusaha menjadi guru ideal, di samping
menjadi contoh moralitas yang baik, diharapkan guru memiliki wawasan keilmuan
dan pengetahuan yang luas sehingga materi yang disampaikan dalam hal ini
Pendidikan Agama Islam dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan yang
lain. Memahami psikologi anak didik sangat diperlukan pula. Belajar Pendidikan Agama
Islam di sekolah bagi anak didik bukan saja belajar tentang yang boleh
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (halal dan haram), tetapi mereka
belajar adanya pilihan nilai yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dari
hasil itu, guru dapat memaksimalkan diri untuk berfikir strategi agar anak
didik mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Guru dalam mentransfer nilai tidak
hanya diberikan dalam bentuk ceramah, tetapi bagaimana guru berkreasi dalam
memberikan strategi pembelajaran kepada anak didik, sehingga suasana belajar
tidak monoton dan anak didik terasa menyenangkan dan tidak bosan dengan suasana
belajar. Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mengikuti perkembangan metode
pembelajaran mutakhir untuk menggunakan media teknologi informasi dalam pembelajarannya
demi untuk memberikan yang terbaik kepada anak didik kedepannya. Selain itu
pula bahwa dalam memberikan materi kepada anak harus memahami tingkat kemampuan
setiap siswanya karena setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda
untuk memahami pelajaran, sehingga terkadang ada beberapa siswa kesulitan untuk
memahami apa yang diajarkan dan disampaikan oleh guru.
Mengamati yang telah dikemukakan sebelumnya, maka sangat jelas bahwa
didikan guru terhadap anak sangat penting dalam pembentukan karakter, Perilaku
guru berpengaruh terhadap perilaku anak, baik berupa perkataan ataupun
perbuatan, karena guru sebagai contoh teladan terhadap anak didik. Anak tidak
akan mungkin berperilaku yang baik apabila gurunya berperilaku buruk, jadi ada
ketergantungan dan timbal balik antara anak didik dan guru. Sebelum memberikan
contoh yang baik kepada siswa, maka terlebih dahulu guru mengamalkan apa yang
diajarkan.
Allah SWT berfirman :
”Wahai orang-orang yang beriman,
kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar
kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.(
QS. Ash – Shaff : 1-2)
Sungguh ironis jika guru mengajarkan nilai-nilai keagamaan mengenai
bagaimana berperilaku yang baik, akan tetapi justru guru tersebut mencerminkan
perilaku buruk. Pendidikan agama mutlak bagi seluruh lingkungan sekolah, karena
memberikan pemahaman dalam pembinaan sikap mental dan kepribadian anak didik.
Oleh karena itu Guru pendidikan Agama Islam berperan penting dalam pembentukan
karater anak. Sebab guru pendidikan agama Islam bertanggung jawab dalam
menentukan pembinaan sikap anak-anak, karena bidang studi agama Islam banyak
membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlakul karimah.
Oleh karena itu guru agama perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari lembaga
pemerintah ataupun dari lembaga non pemerintah. Alangkah idealnya, jika guru
mengimbangi antara teori dan kenyataan-kenyataan yang sering terjadi dalam
kehidupan anak dalam mengajarkan bagaimana berperilaku baik dalam lingkungan
keluarga, sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat, sehingga anak-anak bisa
menjadikan sebagai pelajaran berharga. Disamping itu peran guru agama mesti
ditonjolkan dengan tetap mengingatkan kepada anak untuk selalu menunjukkan
sikap saling menghormati, saling menghargai antar sesama umat beragama, dan
toleransi beragama ketika bergaul dengan sesamanya. Maka Secara tidak langsung
anak akan lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan demikian ada perasaan
bagi anak untuk mengevaluasi diri dari perilaku buruk yang dilakukan
sebelumnya.
Guru pendidikan agama Islam dalam mentransferkan ilmunya kepada anak
didik, juga berusaha untuk memberikan didikan secara efektif serta mendorong
anak didik untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh. Selain itu
pula guru tersebut harus tegas dalam membimbing anak kejalan yang benar dan
anak yang melakukan kesalahan mesti dijatuhkan teguran dan hukuman, agar timbul
kedisiplinan dalam diri, namun hukuman yang diberikan kepada anak bersifat
mendidik dan tidak mempengaruhi mental dan jiwa dari anak tersebut. Anak tidak
boleh terlalu dimanja, karena anak yang dimanjakan berarti meningkatkan
kepercayaan bahwa dia selalu mendapatkan apa yang diinginkan, oleh karena itu
guru dan orang tua serta masyarakat berusaha bagaimana anak itu bisa hidup
dengan penuh kemandirian. Selain itu pula fungsi guru sebagai pendidik,
pengasuh dan pembimbing tetap dipertahankan, karena terkadang guru lengah
dengan tanggung jawabnya. Oleh karena itu sikap agresif seorang guru dalam
mengontrol anak didik perlu ditingkatkan baik terhadap tindakan yang akan
dilakukan ataupun ketika anak tersebut bergaul.
Sebagaimana
Rasulullah saw bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang
buruk adalah umpama seorang yang menjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual
minyak wangi jika memberimu sedikit, kamu membelinya, siapapun mendekatinya
akan tercium minyak wangi. Adapun pandai besi, dia bisa memercikapi yang
membakar pakaianmu atau engkau akan mencium yang tidak sedap darinya.” (HR.
bukhari dan Muslim)
Pemikiran anak terhadap hal-hal baru dalam kehidupan masih terbatas,
karena anak belum mengenal jati dirinya sebagai manusia yang punya masa depan,
oleh karena itu anak yang masih memerlukan bimbingan, kasih sayang, dan perhatian
baik dari orang tua maupun dari guru. Orang tua dan guru mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam mendidik anak, terdapat sedikit perbedaan bahwa ruang
geraknya orang tua dalam mendidik anak lebih luas dibanding dengan guru. Anak
yang tidak mendapatkan kasih sayang maka anak cenderung untuk berbuat semaunya
dan akan mengenal kebebasan. Inilah yang akan merusak mental anak didik. Oleh
karena itu guru harus peka dengan perkembangan anak didiknya, dan terus
memberikan pemahaman mengenai nilai agama sehingga perwujudannya dirasakan
secara konkret dalam masyarakat.
Pendidikan keagamaan berfungsi dalam mempersiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
dan/atau menjadi ahli agama. Pendidikan keagamaan dapat diberikan kepada anak
baik formal ataupun informal. Guru sering kali lalai dalam menerapkan
pendidikan informal, guru hanya fokus pada pendidikan formal saja. Padahal
pendidikan informal keagamaan merupakan pendidikan penunjang dalam proses
pembentukan karakter anak karena akan terus mengingatkan setiap kali melakukan
perbuatan yang tercela karena masa-masa seperti ini anak belum mengenal
dirinya. Namun kesemuanya itu tidak akan efektif tanpa ada kerjasama yang baik
dari berbagai pihak, baik guru, maupun dimasyarakat, terlebih orang tua dari
anak itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Dalam mendalami agama islam , peran seorang guru itu
adalah mutlak . ilmu agama islam itu sangat luas, sehingga hidup kita ini tidak
akan cukup untuk mempelajari agama islam. Dan dalam beribadah kepada Allah, Dia
pun sebenarnya tidak menuntut hambanya untuk melakukan semua yang
diperintahkan-Nya. Kesulitan kita dalam memilih ibadah mana yang cocok dan
diterima oleh Allah adalah hal yang sangat sulit. Kita tidak tahu bahwa ibadah
yang kita lakukan telah diterima atau ditolak oleh-Nya. Kebanyakan manusia
dalam menjalankan ibadah tidak berdasarkan petunjuk dan bimbingan seorang Guru
, sehingga ibadah yang dilakukan akan sia-sia dan mereka kebanyakan akan putus
asa.
2.
Peran guru agama Islam dalam membentuk
karakter anak adalah : Berperilaku sesuai ajaran agama, Berperan aktif dalam
memberikan bimbingan dan nasihat Untuk membentuk karakter anak, Mengikuti
perkembangan anak didik, Memahami ana, Guru dalam membimbing ataupun memberikan
pemahaman tentang Islam kepada anak.
DAFTAR PUSTAKA
AL-QURANUL
KARIIM
Anonimous, 2000
Ahmad Tafsir,
2001,Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan
Siswa Melalui Mata Pelajaran Umum, Gema PWKGA Edisi April 2001 : 1 - 5.
Bahan Dasar Peningkatan Wawasan Keagamaan
(Islam) Guru Bukan Pendidikan Agama SLTP dan SMA, Depdiknas Dirjen
Dikdasmen Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru, Jakarta.
Jamal Ma’mur
Asmani, 2010, Buku Panduan
Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta : Penerbit
Diva Press.
Kemendiknas,
2010, Draf Pedoman Pengembangan
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta : Kemendiknas.
Kemendiknas,
2010, Pengembangan Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa, Pedoman Sekolah, Jakarta : Kemendiknas.
Google.Com
Wikipedia.Com