Kamis, 27 September 2012

belajar buat proposal


STUDI PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI RA UMDI BUA-BUA II KEL. SIPATOKKONG KEC. WATANG SAWITTO
DDI.gif
PROPOSAL INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN
Oleh :
NAMA : Nur Hidayah M
NIMKO : 8072109062
DOSEN PEMBIMBING :  1. DR.Mardia Said,M.Pd
2. Muh. Yunus Tabah,S.Ag,S.Pd,M.Ag

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI DDI PINRANG TAHUN 2012

A.      Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri, yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan pandangan hidup yang dianut oleh setiap bangsa atau masyarakat dan bahkan individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut. Dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional. Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan itu.

Life long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai sekarang yang artinya “pendidikan sepanjang hayat”, dalam ajaran agamapun juga di sebutkan “tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat”. Semua itu menjelaskan bahwa pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.

Pentingnya pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disiarkan melalui kalimat dan jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan. Kita realisasi keberadaan anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu tuntutan terhadap pentingnya pendidikan. Kebijakan-kibajakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur aktualisasi dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu, pendidikan sejak dini harus ditanamkan kepada mereka.
Kemajuan pendidikan di masa depan sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan anak usia dini (PAUD). Karena itu, kalau ingin mengubah wajah pendidikan Indonesia ke depan yang harus ditangani lebih dahulu adalah anak-anak usia dini. Sebab, pendidikan anak usia dini adalah basis pendidikan pertama dan basis pendidikan yang utama.[1]
Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan sepanjang hayat adalah diakuinya pendidikan anak usia dini (PAUD).
 Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. PAUD adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendididikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Karena pada manusia lahir, kelengkapan organisasi otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi tinggi.
Periode sensitif perkembangan otak manusia terjadi pada interval umur 3-10 bulan. Para ahli menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai kapasitas 50% pada masa usia dini. Pata ahli menyebut usia dini sebagai usia emas atau golden age. Anak-anak Iindonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat masuk Sekolah Dasar, tetapi lebih dulu dibina di PAUD. Sebagaimana tertulis pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional pasal 28 yang menjelaskan bahwa Pendidikan Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur yaitu: pertama, jalur pendidkan formal berbentuk taman kanak-kanak  (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau bnetuk lain yang sederajat; kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), Taman Penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat; ketiga, jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendididkan yang diselenggarakan oleh lingkungan PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan perkembangannya.[2]
Salah satu jalur terselenggaranya PAUD adalah jalur pendidikan non formal. PAUD jalur non formal adalah pendidikan yang melaksanakan program pembelajaran  secara pleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun yang dilaksanakan melalui Taman Penitipan anak, kelompok bermain dan bentuk lain yang sederajat. Penyelenggaraan PAUD non formal memiliki manfaat yang tidak sedikit, salah satunya adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk memberikan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani sera mengembangkan bakat-bakatnya secara optimal. Selain itu juga memberikan bimbingan yang seksama agar anak-anak memiliki sifat-sifat, nilai-nilai dan kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu usaha untuk mendorong bentuk PAUD non formal terus menerus jadi perhatian kita semua khususnya pemerintah. Karena sampai saat sekarang ini rancanagan peraturan pemerintanh tentang PAUD yang mengatur pendidikan usia dini, ternyata belum terlaksana dengan baik. Salah satu indikator yang menentukan tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia adalah Human Development Indeks (HDI). Berdasarkan HDI kualitas sumber daya manusia masih di Indonesia masih tergolong tebdah, dimana pada tahun 2005 Indonesia berada pada urutan ke-109 dari 174 negara sebagai responden. Sedangkan Negara ASEAN lainnya seperti Singapura berada pada peringkat 22, Brunai Darussalam peringkat 25, Malaysia peringkat 56, Thailand peringkat 67 dan Filipina peringkat 77.[3]
Berdasarkan kenyataan tersebut perlu adanya upaya-upaya cerdas dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dapat dimulai diusia dini, karena usia dini merupakan periode awal dari perkembangan setiap individu, dengan demikian pendidikan yang diterimanya merupakan penndidikan awal yang akan mendasari pendidikan selanjutnya. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM bagi anak usia dini adalah dengan menawarkan program-program diluar program yang umumnya dijalankan, denga cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Paling utama dengan cara bermain baik melalui nyanyian, drama, maupun rekreasi. Tidak ada paksaan untuk mengikuti salah satu kegiatan. Namun, factor ekonomi adalah salah satu yang menjadi penyebab terhambatnya pendidikan. Pendidikan yang murah merupakan salah satu cara agar pendidikan usia dini cepat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Apa perbedaan anak-anak yang belajar di lembaga pendidikan usia dini berkualitas dengan anak-anak yang tidak belajar? "Di lembaga pendidikan anak usia dini yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara, anak yang tidak mendapat pendidikan cukup di usia dini, akan lamban menerima sesuatu," terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the Year dari Vitasoy di Australia saat seminar kecil di acara Giggle Playgroup Day 2011, gelaran Miniapolis & Giggle Management, Jumat, 11 Februari 2011 lalu. "Anak yang tidak mendapat pendidikan usia dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadi lamban. Menurut saya, pendidikan anak sudah bisa dimulai sejak ia 18 bulan," tutup Byrnes.[4]
Berdasarkan pemikiran dan pernyataan tersebut di atas, penulis memandang bahwa peningkatan mutu pendidikan  PAUD  sangat perlu. Berangkat dari pemikiran inilah penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang peningkatan mutu pendidikan anak usia dini di RA UMDI BUA-BUA II. Karena RA tersebut adalah salah satu RA yang ada di kota Pinrang.

B.       Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah , maka kami rumuskan masalah yang akan menjadi focus penelitian pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.         Bagaimana mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II ?
2.         Bagaimana upaya peningkatan mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II ?

C.      Tujuan dan kegunaan penelitian

1.         Tujuan penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitia kami adalah :
a.     Untuk mengetahui mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II
b.    Untuk mengetahui upaya peningkatan mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II


2.         Kegunaan penelitian

a.        Kegunaan ilmiah
1)        Dengan penelitian ini, akan menambah pengetahuan dan pengalaman memeliti khususnya yang berkenaan dengan masalah pendidikan.
2)        Sebagai langkah terapan dari ilmu yang peneliti dapatkan dari bangku kuliah, sehingga dapat menjadi masukan dalam menyelesaikan skripsi.
b.        Kegunaan praktis
1)        Bagi kepala sekolah
Agar lebih meningkatkan kinerjanya dalan peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya
2)        Bagi guru-guru
Agar lebih meningkatkan profesionalismenya dalam proses pembelajaran
3)        Bagi siswa
Agar kualitas sumber daya manusianya lebih meningkat untuk masa depan bangsa
c.         Kegunaan teoritis
Sebagai Salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana pendidikan islam.
D.      Kajian teori

1.         Konsep dasar Paud
a.    Definisi Paud
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14 dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.[5]

Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.[6]

Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.  (Adalilla S ; 2010)

PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi,dan sosial(Hasan; 2009).

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian akan perkembangan fisik, kognitif, dan social anak. Pembelajaran diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock; 2007)

b.   Tujuan Paud
Secara umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan, pembinaan terpadu, maupun pendampingan.

c.    Fungsi Paud
Fungsi pendidikan anak usia dini secara umum adalah :
1)      Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak
2)       Mengenalkan anak pada dunia sekitar
3)       Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4)      Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi
5)      Mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
6)      Menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

2.         Pentingnya Paud dalam ajaran Islam

Kegiatan  mendidik  adalah proses  pembiasan hal-hal yang baik kepada peserta didik melalui contoh konkrit  yang  terpadu dalam kehidupan keseharian.  Proses  tersebut  sebagai upaya mempersiapkan peserta didik agar menjadi dirinya sendiri yang mampu hidup dinamis pada zamanya kelak, sehingga nantinya akan bermanfaat  bagi seluruh umat manusia  (Syaykh  Al-Tnytun).
Pemerintah sekarang ini  terus memasyarakatkan  kepada  seluruh warganegara  tentang pentingnya  pelaksanaan program peningkatan  pcndidikan bagi anak-anak  usia dini. Walaupun di masyarakat  masih  terdapat para orangtua yang kurang memperhatikan hal  tersebut,  namun ajaran  Islam sangat memperhatikan  pendidikan anak usia dini. Cobalah perhatikan,sewaktu  ibu hamil, dianjurkan  kepada  ibu untuk  rajin melakukan  ibadah mahdoh,  membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, serta berprilaku  yang baik,karena  semuanya itu akan berpengaruh  pada sifat dan prilaku anak yang akan  lahir nanti.
Ketika anaknya  lahir, sebagian  umat Islam mengalunkan  adzan  dan qomat  ditelinga  kanan dan kiri sang bayi dengan harapan pada  qalbu bayi  itu tertanam makna-makna yang  terkandung pada adzan dan qomat itu. Setelah bayi itu menjadi  anak-anak, Ibu mengajari  anaknyayang masih  berusia  dini membaca  ayat suci Al-Qur’an, selepas maghrib,Ayahpun mengajarinya  tatacara sholat, lalu mengajak  anaknya  sholat berjamaah baik di rumah maupun  di masjid  agar setelah dewasa  terbiasa melaksanakannya.
Dengan demikian ,bagi umat  Islam pendidikan  terhadap  anak-anakusia dini bukanlah hal yang aneh, tetapi  biasa dilaksanakan dari generasi kegenarasi.  Sebagai inisal, seorang  ulama terkenal  Imam Syafei yang lahir tahun 774M /150  H di Gaza Palestina, sejak kecil sudah yatim. Pada usia 2 tahun  ia dibawa  ibunya kepada seorang  guru di Mekah untuk dididik.Hasilnya, dalam usia  tahun beliau sudah hafalAl-Qur’an  dengan  bacaan yang  fasih pula. Demikian ditulis dalam kitab “Al-Arobiyah  Ii Al-Naasyiin”  .[7]
Ibu  Imam Syafei sudah mengerti tentang arti pentingnya  pendidikanyang diberikan kepada  anaknya  pada usia dini. Kesadaran  itu tumbuh pada diri sang ibu karena memang  Islam memerintahkan bagi umatnya untuk mencari  ilmu sepanjang  masa,  sesuai hadits  “Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai masuk ke  liang  lahat”.
Dengan bekal ilmu yang  diraih pada  usia dini, Imam Syafei menjadiorang yang  tekun dalam mencari dan mengembangkan  ilmu, serta rajinmembaca dan menulis. Salah satu karangannya  adalah  kitab Al-Um yangditulisnya dalam tujuh  jilid. Kitab yang berisi  pandangan-pandangannyadalam  berbagai  permasalahan  agama  Islam  itu, sekarang  tersebar diseluruhdunia  Islam. Beliau  terkenal sehingga ajaran yang dikembangkannya  punmenjadi salah  satu mazhab  yang diikuti banyak  orang diberbagai  belahanbumi termasuk  di Indonesia.[8]
Allah SWT berfirman: “ Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,  danDia memberi kamu pendengaran  penglihatan  dan had, agarkamu bersyukur,” (QS Al-Nahl ayat78).[9]

E.       METODOLOGI PENELITIAN

1.    Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif.karena data dan informasi yang peneliti kumpulkan lebih banyak bersifat keterangan-keterangan atau penjelasan bukan berbentuk angka. Menurut Bodgan dan taylor(Margono 2005:36) penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang menghasilkan data deskriftif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Margono,ada beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif,yaitu :
§  Lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung
§  Manusia merupakan alat
§  Analisis data dilakukan secara induktif
§  Penelitian bersifat deskriftif analitik
§  Tekanan penelitian berada pada proses
§  Pembatasan penelitian berdasarkan fokus
§  Perencanaan bersifat lentur danterbuka
§  Hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama
§  Pembentukan teori berasal dari data
§  Pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif
§  Penelitian bersifat menyeluruh
§  Tekhnik sampling bersifat posposive
§  Makna sebagai perhatian utama penelitian
2.    Pengumpulan data
3.    Instrumen dan lokasi penelitian
a.  Instrument penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
§  Lembar observasi
Lembar observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh observer yang terlibat dalam proses pelaksanaan tindakan, Yaitu Pedoman observasi kegiatan untuk siswa, Observasi kegiatan siswa bertujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang digunakan untuk mengukur ranah afektif dan psikomotorik siswa.
§  Tes
Pemberian tes dilakukan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
§  Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan ini dibuat untuk mencatat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
§  Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran. Foto-foto tersebut merupakan gambaran suasana yang sedang terjadi di kelas pada waktu proses pembelajaran.

b.    Lokasi penelitian
Lokasi yang dipilih sebagai tempat penelitian adalah RA UMDI Bua-Bua II. Sekolah ini terletak di Bua-Bua II kelurahan sipatokkong kecamatan watang sawitto kabupaten Pinrang. Dipilihnya sekolah ini sebagai tempat penelitian dikarenakan beberapa alasan. Pertama, sekolah ini masih memerlukan peningkatan kualitas pembelajaran. Kedua, sekolah ini terbuka dan mendorong sepenuhnya terhadap sagala upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Ketiga, kepala sekolah serta guru-guru di sekolah ini bersikap terbuka dan antusias terhadap inovasi pendidikan.

4.    Analisis data

Analisis data adalah mengelompokkan membuat suatu urutan,memenipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca. (Muh.Nazir :1983:358)
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif.

F.       KOMPOSISI BAB

Bab I Pendahuluan
A.    Latar belakang masalah
B.     Rumusan masalah
C.     Tujuan dan kegunaan penelitian
D.    Kajian teori
E.     Sistematika penulisan
F.      Komposisi bab
Bab II Metodologi penelitian
A.    Jenis penelitian
B.     Metode penelitian
C.     Instrumen penelitian
D.    Analisis dan pengelolaan data
Bab III Hasil penenlitian dan pembahasan
A.    Gambaran umum objek penelitian
B.     Hasil penelitian
C.     Pertanyaan penelitian
Bab IV Penutup
A.    Kesimpulan
B.     Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA


G.      SISTEMATIKA PENULISAN

Pada Bab I berisi latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan dan kegunaan penelitian, kajian teori, sistematika penulisan serta komposisi bab.

Pada Bab II dengan metodologi penelitian berisi dengan jenis penelitian,metode penelitian, instrument penelitian, serta analisis dan pengolaan data.

Selanjutnya pada Bab III berisi tentang gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian dan pertanyaan penelitian.

Kemudian pada Bab IV sekaligus Bab terakhir berisi dengan kesimpulan dan saran-saran

Pada lembaran terakhir berisi dengan daftar pustaka yang mana di dalamnya berisi tentang buku-buku serta sumber lain yang dijadikan rujukan dan referensi bagi untuk penulisan ini.




DAFTAR PUSTAKA

Adallila, S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. http://sadidadallila.wordpress.com (diakses 17 Mei 2011)
Ahmad, Rofiq. 2008. Perkembangan Menurut DDST II. http://rofiqahmadwordpress.com (diakses 18 Mei 2011)
Arikunto. S, 2003. Prosuder Penelitian. Rineka: Jakarta
Ashshiddiqi Hasbi,dkk.1971.Alqur’an Dan Terjemahnya:Jakarta
Aspi, J. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan Target Capaian PAUD. http://www.tunasbangsaku-tk/. (diakses 9 Mei 2011)
Benyamin, S. 2010. Penelitian Profesor Bloom Pendidikan Anak Usia Dini. PustakaNila: Jakarta
Dirjen PNFI. 2009. Depdiknas Siapkan Standarisasi PAUD. http://www.aspijatim.blogspot.com (diakses 9 Mei 2011)
Fakhruddin, A.U. 2010. Sukses menjadi Guru TK-PAUD. Bening. Yogyakarta
Hasan, M. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diva Press. Yogyakarta
Hasan, Iqbal. 2010. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik. Bumi Aksara: Bandung
Iqbal, Nila. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. http://belajar-membaca.com/pendidikan-anak-usia-dini/ (diakses 26 Juli 2011)
Kharimaturrohmah. 2009. Laporan UNESCO Mengenai Pendidikan Untuk Semua. http://www.fpaudi.org/index. (diakses 17 Mei 2011)



[1]http/www.pnfi.depdiknas.go.id/publikasi/read/paud-tentukan-kualitas-pendidikan-di-masa-depan//html.30 juli 2009
[2] http//www.aspijatim.bogspot.com/dirjen.pnfi/depdiknas-siapkan-standarisasi-paud/9 mei 2011
[3]ibid
[4]http//www.harian.kompas.com//html
[5]http/tunasbangsaku.com/adalilla/pendidikan-anak-usia-dini-di-indonesia-dan-target-pencapaian//html.17 mei 2011
[6] ibid
[7] http/www.google.com/paud-dalam-ajaran-islam/posted by paudgrobogan on 24 april 2010
[8] ibid
[9] Hasbi ashshiddiqi,dkk,Alqur’an dan terjemahnya (cet.1 Jakarta:1971) hal.413

Tidak ada komentar:

Posting Komentar