STUDI
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI RA UMDI BUA-BUA II KEL.
SIPATOKKONG KEC. WATANG SAWITTO
PROPOSAL
INI DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SYARAT DALAM MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN
PENDIDIKAN
Oleh
:
NAMA
: Nur Hidayah M
NIMKO : 8072109062
DOSEN
PEMBIMBING : 1. DR.Mardia Said,M.Pd
2.
Muh. Yunus Tabah,S.Ag,S.Pd,M.Ag
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM STAI DDI PINRANG TAHUN 2012
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
merupakan suatu kegiatan universal dalam kehidupan manusia. Karena pada hakikatnya
pendidikan merupakan usaha manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri,
yaitu untuk membudayakan manusia. Meskipun pendidikan merupakan suatu gejala
yang umum dalam setiap kehidupan masyarakat, namun perbedaan filsafat dan
pandangan hidup yang dianut oleh setiap bangsa atau masyarakat dan bahkan
individu menyebabkan perbedaan penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut.
Dengan demikian selain bersifat universal pendidikan juga bersifat nasional.
Sifat nasionalnya akan mewarnai penyelenggaraan pendidikan itu.
Life
long education, kalimat yang sering kita kenal sejak dulu sampai sekarang yang
artinya “pendidikan sepanjang hayat”, dalam ajaran agamapun juga di sebutkan
“tuntutlah ilmu mulai dari ayunan sampai ke liang lahat”. Semua itu menjelaskan
bahwa pendidikan menjadi kebutuhan pokok bagi manusia.
Pentingnya
pendidikan tidak hanya untuk disuarakan dan disiarkan melalui kalimat dan
jargon, namun perlu langkah nyata dalam kehidupan. Kita realisasi keberadaan
anasir-anasir pendukung terhadap tercapainya suatu tuntutan terhadap pentingnya
pendidikan. Kebijakan-kibajakan dalam sistem pendidikan harus memenuhi unsur
aktualisasi dan berdaya guna. Konsep pendidikan sepanjang hayat menjadi panduan
dalam meninggikan harkat dan martabat manusia. Anak-anak bangsa ini tidak boleh
tertinggal dengan bangsa lainnya di dunia. Oleh karena itu, pendidikan sejak
dini harus ditanamkan kepada mereka.
Kemajuan
pendidikan di masa depan sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan anak usia
dini (PAUD). Karena itu, kalau ingin mengubah wajah pendidikan Indonesia ke
depan yang harus ditangani lebih dahulu adalah anak-anak usia dini. Sebab,
pendidikan anak usia dini adalah basis pendidikan pertama dan basis pendidikan
yang utama.[1]
Salah
satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung pendidikan
sepanjang hayat adalah diakuinya pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan
bagi anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan
untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang
diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. PAUD adalah
pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan
generasi yang cerdas dan kuat. PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan
pendididikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
piker, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional
(sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Karena pada manusia
lahir, kelengkapan organisasi otak yang memuat 100-200 milyar sel otak siap
dikembangkan serta diaktualisasikan untuk mencapai tingkat perkembangan potensi
tinggi.
Periode sensitif perkembangan otak manusia terjadi pada interval umur
3-10 bulan. Para ahli menemukan bahwa perkembangan otak manusia mencapai
kapasitas 50% pada masa usia dini. Pata ahli menyebut usia dini sebagai usia
emas atau golden age. Anak-anak Iindonesia tidak hanya mengenal pendidikan saat
masuk Sekolah Dasar, tetapi lebih dulu dibina di PAUD. Sebagaimana tertulis
pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisitem Pendidikan Nasional pasal 28 yang
menjelaskan bahwa Pendidikan Usia Dini (PAUD) diselenggarakan melalui 3 jalur
yaitu: pertama, jalur pendidkan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA) atau bnetuk lain
yang sederajat; kedua, jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain
(KB), Taman Penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat; ketiga, jalur
pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendididkan yang
diselenggarakan oleh lingkungan PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan
mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk
perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan perkembangannya.[2]
Salah satu jalur terselenggaranya PAUD
adalah jalur pendidikan non formal. PAUD jalur non formal adalah pendidikan
yang melaksanakan program pembelajaran
secara pleksibel sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak sejak
lahir sampai berusia 6 tahun yang dilaksanakan melalui Taman Penitipan anak,
kelompok bermain dan bentuk lain yang sederajat. Penyelenggaraan PAUD non formal
memiliki manfaat yang tidak sedikit, salah satunya adalah memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk memberikan untuk memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani
sera mengembangkan bakat-bakatnya secara optimal. Selain itu juga memberikan
bimbingan yang seksama agar anak-anak memiliki sifat-sifat, nilai-nilai dan
kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Oleh karena itu usaha untuk mendorong
bentuk PAUD non formal terus menerus jadi perhatian kita semua khususnya
pemerintah. Karena sampai saat sekarang ini rancanagan peraturan pemerintanh
tentang PAUD yang mengatur pendidikan usia dini, ternyata belum terlaksana
dengan baik. Salah satu indikator yang menentukan tinggi rendahnya kualitas
sumber daya manusia adalah Human Development Indeks (HDI). Berdasarkan HDI
kualitas sumber daya manusia masih di Indonesia masih tergolong tebdah, dimana
pada tahun 2005 Indonesia berada pada urutan ke-109 dari 174 negara sebagai
responden. Sedangkan Negara ASEAN lainnya seperti Singapura berada pada
peringkat 22, Brunai Darussalam peringkat 25, Malaysia peringkat 56, Thailand
peringkat 67 dan Filipina peringkat 77.[3]
Berdasarkan
kenyataan tersebut perlu adanya upaya-upaya cerdas dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang dapat dimulai diusia dini, karena usia dini merupakan
periode awal dari perkembangan setiap individu, dengan demikian pendidikan yang
diterimanya merupakan penndidikan awal yang akan mendasari pendidikan selanjutnya.
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas SDM bagi anak usia dini adalah
dengan menawarkan program-program diluar program yang umumnya dijalankan, denga
cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Paling utama dengan cara
bermain baik melalui nyanyian, drama, maupun rekreasi. Tidak ada paksaan untuk
mengikuti salah satu kegiatan. Namun, factor ekonomi adalah salah satu yang
menjadi penyebab terhambatnya pendidikan. Pendidikan yang murah merupakan salah
satu cara agar pendidikan usia dini cepat menjangkau seluruh lapisan
masyarakat.
“Apa
perbedaan anak-anak yang belajar di lembaga pendidikan usia dini berkualitas
dengan anak-anak yang tidak belajar? "Di lembaga pendidikan anak usia dini
yang bagus, anak-anak akan belajar menjadi pribadi yang mandiri, kuat
bersosialisasi, percaya diri, punya rasa ingin tahu yang besar, bisa mengambil
ide, mengembangkan ide, pergi ke sekolah lain dan siap belajar, cepat
beradaptasi, dan semangat untuk belajar. Sementara, anak yang tidak mendapat
pendidikan cukup di usia dini, akan lamban menerima sesuatu,"
terang Byrnes yang pernah mendapat gelar Woman of the Year dari Vitasoy di
Australia saat seminar kecil di acara Giggle Playgroup Day 2011, gelaran
Miniapolis & Giggle Management, Jumat, 11 Februari 2011 lalu. "Anak yang tidak mendapat pendidikan usia
dini yang tepat, akan seperti mobil yang tidak bensinnya tiris. Anak-anak yang
berpendidikan usia dini tepat memiliki bensin penuh, mesinnya akan langsung
jalan begitu ia ada di tempat baru. Sementara anak yang tidak berpendidikan
usia dini akan kesulitan memulai mesinnya, jadi lamban. Menurut saya,
pendidikan anak sudah bisa dimulai sejak ia 18 bulan," tutup Byrnes.[4]
Berdasarkan
pemikiran dan pernyataan tersebut di atas, penulis memandang bahwa peningkatan
mutu pendidikan PAUD sangat perlu. Berangkat dari pemikiran inilah
penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang peningkatan mutu pendidikan anak
usia dini di RA UMDI BUA-BUA II. Karena RA tersebut adalah salah satu RA yang
ada di kota Pinrang.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang masalah , maka kami rumuskan masalah yang akan menjadi
focus penelitian pada penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA
II ?
2.
Bagaimana upaya peningkatan mutu PAUD di
RA UMDI BUA-BUA II ?
C.
Tujuan
dan kegunaan penelitian
1.
Tujuan
penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka
tujuan penelitia kami adalah :
a. Untuk
mengetahui mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II
b. Untuk
mengetahui upaya peningkatan mutu PAUD di RA UMDI BUA-BUA II
2.
Kegunaan
penelitian
a.
Kegunaan
ilmiah
1)
Dengan penelitian ini, akan menambah
pengetahuan dan pengalaman memeliti khususnya yang berkenaan dengan masalah pendidikan.
2)
Sebagai langkah terapan dari ilmu yang peneliti
dapatkan dari bangku kuliah, sehingga dapat menjadi masukan dalam menyelesaikan
skripsi.
b.
Kegunaan
praktis
1)
Bagi kepala sekolah
Agar lebih meningkatkan kinerjanya
dalan peningkatan mutu pendidikan di sekolahnya
2)
Bagi guru-guru
Agar lebih meningkatkan
profesionalismenya dalam proses pembelajaran
3)
Bagi siswa
Agar kualitas sumber daya
manusianya lebih meningkat untuk masa depan bangsa
c.
Kegunaan
teoritis
Sebagai Salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
sarjana pendidikan islam.
D.
Kajian
teori
1.
Konsep
dasar Paud
a.
Definisi
Paud
Menurut UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, pasal 1, butir 14
dinyatakan bahwa “Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan ruhani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut”.[5]
Sedangkan
pada pasal 28 tentang pendidikan anak usia dini dinyatakan bahwa pendidikan
anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, dapat
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan atau informal.[6]
Pendidikan
anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio
emosional (sikap
dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan
tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. (Adalilla S ; 2010)
PAUD
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan
pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan kecerdasan,
daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi,dan sosial(Hasan;
2009).
Pendidikan
Anak Usia Dini merupakan pendidikan melibatkan seluruh anak mencakup kepedulian
akan perkembangan fisik, kognitif, dan social anak. Pembelajaran
diorganisasikan sesuai dengan minat-minat dan gaya belajar anak (Santrock;
2007)
b.
Tujuan
Paud
Secara
umum, tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi
anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya. Pendidikan anak pun bisa dimaknai sebagai usaha
mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa dibingkai dalam pendidikan,
pembinaan terpadu, maupun pendampingan.
c.
Fungsi Paud
Fungsi pendidikan anak usia dini
secara umum adalah :
1) Mengenalkan peraturan dan menanamkan
disiplin pada anak
2) Mengenalkan anak pada dunia sekitar
3) Menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik
4) Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi dan bersosialisasi
5) Mengembangkan keterampilan,
kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak
6) Menyiapkan anak untuk memasuki
pendidikan selanjutnya.
2.
Pentingnya Paud dalam ajaran Islam
Kegiatan
mendidik adalah proses pembiasan hal-hal yang baik kepada peserta
didik melalui contoh konkrit yang terpadu dalam kehidupan
keseharian. Proses tersebut sebagai upaya mempersiapkan
peserta didik agar menjadi dirinya sendiri yang mampu hidup dinamis pada
zamanya kelak, sehingga nantinya akan bermanfaat bagi seluruh umat
manusia (Syaykh Al-Tnytun).
Pemerintah sekarang ini terus memasyarakatkan
kepada seluruh warganegara tentang pentingnya pelaksanaan
program peningkatan pcndidikan bagi anak-anak usia dini. Walaupun
di masyarakat masih terdapat para orangtua yang kurang
memperhatikan hal tersebut, namun ajaran Islam sangat
memperhatikan pendidikan anak usia dini. Cobalah perhatikan,sewaktu
ibu hamil, dianjurkan kepada ibu untuk rajin
melakukan ibadah mahdoh, membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, serta
berprilaku yang baik,karena semuanya itu akan berpengaruh
pada sifat dan prilaku anak yang akan lahir nanti.
Ketika anaknya lahir, sebagian umat Islam
mengalunkan adzan dan qomat ditelinga kanan dan kiri
sang bayi dengan harapan pada qalbu bayi itu tertanam makna-makna
yang terkandung pada adzan dan qomat itu. Setelah bayi itu menjadi
anak-anak, Ibu mengajari anaknyayang masih berusia dini
membaca ayat suci Al-Qur’an, selepas maghrib,Ayahpun mengajarinya
tatacara sholat, lalu mengajak anaknya sholat berjamaah baik di
rumah maupun di masjid agar setelah dewasa terbiasa
melaksanakannya.
Dengan demikian ,bagi umat Islam pendidikan
terhadap anak-anakusia dini bukanlah hal yang aneh, tetapi biasa
dilaksanakan dari generasi kegenarasi. Sebagai inisal, seorang
ulama terkenal Imam Syafei yang lahir tahun 774M /150 H di Gaza
Palestina, sejak kecil sudah yatim. Pada usia 2 tahun ia dibawa
ibunya kepada seorang guru di Mekah untuk dididik.Hasilnya, dalam
usia tahun beliau sudah hafalAl-Qur’an dengan bacaan yang
fasih pula. Demikian ditulis dalam kitab “Al-Arobiyah Ii
Al-Naasyiin” .[7]
Ibu Imam Syafei sudah mengerti tentang arti
pentingnya pendidikanyang diberikan kepada anaknya pada usia
dini. Kesadaran itu tumbuh pada diri sang ibu karena memang Islam
memerintahkan bagi umatnya untuk mencari ilmu sepanjang masa,
sesuai hadits “Carilah ilmu sejak dalam buaian sampai masuk ke
liang lahat”.
Dengan bekal ilmu yang diraih pada usia dini,
Imam Syafei menjadiorang yang tekun dalam mencari dan mengembangkan
ilmu, serta rajinmembaca dan menulis. Salah satu karangannya adalah
kitab Al-Um yangditulisnya dalam tujuh jilid. Kitab yang berisi pandangan-pandangannyadalam
berbagai permasalahan agama Islam itu, sekarang
tersebar diseluruhdunia Islam. Beliau terkenal sehingga ajaran yang
dikembangkannya punmenjadi salah satu mazhab yang diikuti
banyak orang diberbagai belahanbumi termasuk di Indonesia.[8]
Allah SWT berfirman: “ Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, danDia memberi kamu pendengaran
penglihatan dan had, agarkamu bersyukur,” (QS Al-Nahl ayat78).[9]
E. METODOLOGI
PENELITIAN
1. Jenis
Penelitian
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan jenis
penelitian kualitatif.karena data dan informasi yang peneliti kumpulkan lebih
banyak bersifat keterangan-keterangan atau penjelasan bukan berbentuk angka.
Menurut Bodgan dan taylor(Margono 2005:36) penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriftif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati. Menurut Margono,ada beberapa ciri-ciri penelitian kualitatif,yaitu
:
§
Lingkungan
alamiah sebagai sumber data langsung
§
Manusia
merupakan alat
§
Analisis
data dilakukan secara induktif
§
Penelitian
bersifat deskriftif analitik
§
Tekanan
penelitian berada pada proses
§
Pembatasan
penelitian berdasarkan fokus
§
Perencanaan
bersifat lentur danterbuka
§
Hasil
penelitian merupakan kesepakatan bersama
§
Pembentukan
teori berasal dari data
§
Pendekatan
penelitian menggunakan metode kualitatif
§
Penelitian
bersifat menyeluruh
§
Tekhnik
sampling bersifat posposive
§
Makna
sebagai perhatian utama penelitian
2. Pengumpulan
data
3. Instrumen
dan lokasi penelitian
a. Instrument
penelitian
Instrument yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
§ Lembar
observasi
Lembar
observasi adalah pengamatan yang dilakukan oleh observer yang terlibat dalam
proses pelaksanaan tindakan, Yaitu Pedoman observasi kegiatan untuk siswa,
Observasi kegiatan siswa bertujuan untuk memperoleh data tentang aktivitas
siswa selama proses pembelajaran yang digunakan untuk mengukur ranah afektif
dan psikomotorik siswa.
§ Tes
Pemberian tes dilakukan untuk memperoleh
data hasil belajar siswa. Tes hasil belajar ini digunakan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
§ Lembar
Pengamatan
Lembar
pengamatan ini dibuat untuk mencatat kejadian-kejadian yang berkaitan dengan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
§ Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Dalam penelitian ini dokumentasi
yang digunakan adalah foto-foto pada saat kegiatan pembelajaran. Foto-foto
tersebut merupakan gambaran suasana yang sedang terjadi di kelas pada waktu
proses pembelajaran.
b. Lokasi
penelitian
Lokasi yang dipilih sebagai tempat
penelitian adalah RA UMDI Bua-Bua II. Sekolah ini terletak di Bua-Bua II
kelurahan sipatokkong kecamatan watang sawitto kabupaten Pinrang. Dipilihnya
sekolah ini sebagai tempat penelitian dikarenakan beberapa alasan. Pertama, sekolah ini masih memerlukan
peningkatan kualitas pembelajaran. Kedua,
sekolah ini terbuka dan mendorong sepenuhnya terhadap sagala upaya untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Ketiga,
kepala sekolah serta guru-guru di sekolah ini bersikap terbuka dan antusias
terhadap inovasi pendidikan.
4. Analisis
data
“Analisis data adalah mengelompokkan membuat suatu
urutan,memenipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk dibaca”. (Muh.Nazir :1983:358)
Data
yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif.
F.
KOMPOSISI
BAB
Bab
I Pendahuluan
A. Latar
belakang masalah
B. Rumusan
masalah
C. Tujuan
dan kegunaan penelitian
D. Kajian
teori
E. Sistematika
penulisan
F. Komposisi
bab
Bab
II Metodologi penelitian
A. Jenis
penelitian
B. Metode
penelitian
C. Instrumen
penelitian
D. Analisis
dan pengelolaan data
Bab
III Hasil penenlitian dan pembahasan
A. Gambaran
umum objek penelitian
B. Hasil
penelitian
C. Pertanyaan
penelitian
Bab
IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR
PUSTAKA
G.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Pada
Bab I berisi latar belakang masalah,rumusan masalah,tujuan dan kegunaan
penelitian, kajian teori, sistematika penulisan serta komposisi bab.
Pada
Bab II dengan metodologi penelitian berisi dengan jenis penelitian,metode
penelitian, instrument penelitian, serta analisis dan pengolaan data.
Selanjutnya
pada Bab III berisi tentang gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian
dan pertanyaan penelitian.
Kemudian
pada Bab IV sekaligus Bab terakhir berisi dengan kesimpulan dan saran-saran
Pada
lembaran terakhir berisi dengan daftar pustaka yang mana di dalamnya berisi
tentang buku-buku serta sumber lain yang dijadikan rujukan dan referensi bagi
untuk penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adallila, S. 2010. Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini. http://sadidadallila.wordpress.com (diakses 17 Mei 2011)
Ahmad, Rofiq. 2008. Perkembangan Menurut DDST II. http://rofiqahmadwordpress.com (diakses 18 Mei 2011)
Arikunto. S, 2003. Prosuder Penelitian. Rineka: Jakarta
Ashshiddiqi Hasbi,dkk.1971.Alqur’an Dan Terjemahnya:Jakarta
Aspi, J. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia dan Target
Capaian PAUD. http://www.tunasbangsaku-tk/. (diakses 9 Mei 2011)
Benyamin, S. 2010. Penelitian Profesor Bloom Pendidikan Anak
Usia Dini. PustakaNila: Jakarta
Dirjen PNFI. 2009. Depdiknas Siapkan Standarisasi PAUD. http://www.aspijatim.blogspot.com (diakses 9 Mei 2011)
Fakhruddin, A.U. 2010. Sukses menjadi Guru TK-PAUD. Bening.
Yogyakarta
Hasan, M. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Diva Press. Yogyakarta
Hasan, Iqbal. 2010. Analisa Data Penelitian Dengan Statistik.
Bumi Aksara: Bandung
Iqbal, Nila. 2010. Pendidikan Anak Usia Dini. http://belajar-membaca.com/pendidikan-anak-usia-dini/ (diakses 26 Juli 2011)
Kharimaturrohmah. 2009. Laporan UNESCO Mengenai Pendidikan Untuk Semua.
http://www.fpaudi.org/index. (diakses 17 Mei 2011)
[1]http/www.pnfi.depdiknas.go.id/publikasi/read/paud-tentukan-kualitas-pendidikan-di-masa-depan//html.30
juli 2009
[2]
http//www.aspijatim.bogspot.com/dirjen.pnfi/depdiknas-siapkan-standarisasi-paud/9
mei 2011
[3]ibid
[4]http//www.harian.kompas.com//html
[5]http/tunasbangsaku.com/adalilla/pendidikan-anak-usia-dini-di-indonesia-dan-target-pencapaian//html.17
mei 2011
[6]
ibid
[7]
http/www.google.com/paud-dalam-ajaran-islam/posted by paudgrobogan on 24 april
2010
[8]
ibid
[9]
Hasbi ashshiddiqi,dkk,Alqur’an dan terjemahnya (cet.1 Jakarta:1971) hal.413
Tidak ada komentar:
Posting Komentar