Kamis, 27 September 2012

makalah


Kata pengantar
Assalamu’alaikum warohmatullaahi wabarokaatuh
Alhamdulillah,semoga Allah yang maha mulia senantiasa melimpahkan rahmatNya kepada kita,sehingga kita bukan saja akan  menjadi hamba yang mulia tetapi juga di ridhoiNya.Shalawat serta salam teruntuk baginda nabi Muhammad saw,beliaulah panutan kita yang paling benar.
            Atas selesainya penulisan ini,tak lepas dari dukungan berbagai pihak,olehnya itu kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung,kepada kedua orang tua kami yang senantiasa mendidik kami agar senantiasa menjadi orang yang bertaqwa dan beriman kepada Allah swt,kepada saudara-saudari yang memberi berbagai pelajaran kepada kami,dan terkhusus kepada bapak Yunus taba yang telah membimbing kami dalam penyelesaian penulisan ini.
            Akhirnya,kami menyadari bahwa penulisan ini sangat jauh dari kesempurnaan,olehnya itu kritik dan saran serta komentar sangat kami butuhkan untuk perbaikan penulisan selanjutnya.Jazaakumullah khairan katsira.semoga Allah swt senantiasa meridhoi langkah-langkah kita.Aamiin.
Minallohi musta’an waalaihi tiklan
wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Pinrang, 12 Juni 2012

KELOMPOK IV

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR         ……………………………………………………...             1
DAFTAR ISI  ………………………………………………………………………           2
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………           3
A.    Latar Belakang …………………………………………………………….           3
B.     Rumusan Masalah………………………………………………………….           4
BAB II ISI ………………………………………………………………………….           5
A.    Pengertian Guru …………………………………………………………..            5
B.     Peranan Guru Dalam Pandangan Islam …………………………………           6
C.    Peranan Guru Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter Anak .......           7
BAB III PENUTUP  ………………………………………………………………            12 
Kesimpulan ………………………………………………………………..             12
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………             13













PERANAN GURU AGAMA ISLAM DALAM PEMBENTUKAN  KARAKTER
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Guru adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru-guru seperti ini harus mempunyai semacam kualifikasi formal. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negeri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hukum yang syah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia.
Dalam wacana yang lebih luas, istilah guru bukan hanya terbatas pada lembaga persekolahan atau lembaga keguruan semata. Istilah guru sering dikaitkan dengan istilah bangsa sehingga menjadi guru bangsa. Istilah guru bangsa muncul ketika sebuah bangsa mengalami kegoncangan struktural dan kultural sehingga hampir-hampir terjerumus dalam kehancuran. Guru Bangsa adalah orang yang dengan keluasan  pengetahuan, keteguhan komitmen dan kebesaran jiwa dan pengaruh serta keteladanannya dapat mencerahkan bangsa dari kegelapan. Guru bangsa dapat lahir dari ulama/agamawan, intelektual, pengusaha pejuang, birokrat dan lain-lain. Pendek kata, dalam istilah guru mengandung nilai,  kedudukan dan peranan  mulia. Karena itu di dunia ini banyak orang yang bekerja sebagai guru, akan tetapi mungkin hanya sedikit yang bisa menjadi guru yaitu yang bisa  digugu dan ditiru.
 Dalam pengembangan karakter peserta didik di sekolah, guru memiliki posisi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa digugu dan ditiru atau menjadi idola bagi peserta didik. Guru bisa menjadi sumber inpirasi dan motivasi peserta didiknya. Sikap dan prilaku seorang guru sangat membekas dalam diri siswa, sehingga ucapan, karakter dan kepribadian guru menjadi cermin siswa. Dengan demikian guru memiliki tanggung jawab besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, dan bermoral. Tugas-tugas manusiawi itu merupakan transpormasi, identifikasi, dan pengertian tentang diri sendiri, yang harus dilaksanakan secara bersama-sama dalam kesatuan yang organis, harmonis, dan dinamis.

B.     Rumusan Masalah

1.      Bagaimana peran guru dalam pandangan islam ?
2.      Bagaiman peranan guru agama islam dalam pembentukan karakter anak ?

C.    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui peran guru dalam pandangan islam
2.      Untuk mengetahui peran guru agama islam dalam pembentukan karakter anak














BAB II
ISI
A.    Pengertian Guru
Guru  secara harfiahnya adalah “berat” adalah seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Dalam hazanah pemikiran Islam, istilah guru memiliki beberapa istilah seperti “ustadz”, “mu’allim”, “muaddib” ,  “murabbi” dan “mursyid”. Beberapa istilah untuk sebutan “guru” itu berkait dengan beberapa istilah untuk pendidikan yaitu “ta’lim”, ta’dib” dan “tarbiyah” sebagaimana telah dikemukakan terdahulu. Istilah mu’allim lebih menekankan guru sebagai pengajar, penyampai pengetahuan (knowlwdge) dan ilmu (science); istilah mu’addib lebih menekankan guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan keteladanan; dan istilah murabbi lebih menekankan pengembangan dan pemeliharaan baik spek jasmaniah maupun ruhaniah. Sedangkan istilah yang umum dipakai dan memiliki cakupan makna yang luas dan netral adalah ustadz yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan “guru”.
Dalam bahasa Indonesia terdapat  istilah guru, disamping istilah  pengajar dan  pendidik. Dua istilah terakhir  yang merupakan bagian tugas terpenting dari guru yaitu mengajar dan sekaligus mendidik siswanya. Walaupun antara guru dan ustadz pengertiannya sama, namun dalam praktek khususnya di lingkungan sekolah-sekolah Islam,  istilah guru dipakai secara umum, sedangkan istilah ustadz dipakai untuk sebutan guru khusus yaitu yang  memiliki pengetahuan dan pengamalan agama yang “mendalam
Pengertian Guru menurut Undang-undang No. 14 tahun 2005
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Pengertian Guru menurut Peraturan Pemerintah
Guru adalah jabatan fungsional, yaitu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya didasarkan keahlian atau keterampilan tertentu serta bersifat mandiri.
Pengertian Guru menurut Noor Jamaluddin (1978: 1)
Guru adalah pendidik, yaitu orang dewasa yang bertanggung jawab memberi bimbingan atau bantuan kepada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai kedewasaannya, mampu berdiri sendiri dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Allah khalifah di muka bumi, sebagai makhluk sosial dan individu yang sanggup berdiri sendiri.
B.     Peranan Guru dalam pandangan islam
Dalam mendalami agama islam , peran seorang guru itu adalah mutlak . ilmu agama islam itu sangat luas, sehingga hidup kita ini tidak akan cukup untuk mempelajari agama islam. Dan dalam beribadah kepada Allah, Dia pun sebenarnya tidak menuntut hambanya untuk melakukan semua yang diperintahkan-Nya. Kesulitan kita dalam memilih ibadah mana yang cocok dan diterima oleh Allah adalah hal yang sangat sulit. Kita tidak tahu bahwa ibadah yang kita lakukan telah diterima atau ditolak oleh-Nya. Kebanyakan manusia dalam menjalankan ibadah tidak berdasarkan petunjuk dan bimbingan seorang Guru , sehingga ibadah yang dilakukan akan sia-sia dan mereka kebanyakan akan putus asa . hal ini banyak kita temui di masyarakat , bagaimana orang yang cenderung menyalahkan Allah dan lingkungan atas penderitaan dan kesulitan hidup yang dia alami. Banyaknya orang yang putus asa dan malah lari dari ajaran islam. Dan bagaimana manusia dengan gampangnya bunuh diri dengan berbagai alasan dan cara. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dalam menjalankan agama islam tanpa bimbingan seorang guru yang benar dan kuat dalam keyakinan.
Allah menurunkan Al-quran lengkap dengan PeragaNya. Sewaktu Allah menurunkan Al-quran kemuka bumi ini,Allahpun langsung menurunkan PERAGA nya. Dalam hal ini , peraga dalam Al-quran adalah Nabi Muhammad S.A.W. Dan semua tindakan , ucapan,serta petunjuk nabi harus kita ikuti dan itu biasa kita sebut dengan Hadish Nabi. sehingga ada pendapat dari sebagian ulama bahwa nabi Muhammad S.A.W adalah Al-quran berjalan. Dan di jaman sekarangpun sebenarnya peraga itu tetap ada yaitu Guru yang benar atau biasa di sebut guru Khusus atau biasa juga disebut dengan guru yang mursyid. Guru khusus ini bisa seorang kyai, tapi juga bisa datang dari orang ‘biasa’ yang tidak kita duga-duga.
Persoalan kita sekarang , dalam menjalani islam kita sangat sulit mencari Peraga tersebut, dia tersembunyi dan tidak memperlihatkan diri seperti halnya para Nabi. Sehingga kita lihat saat ini, bagaimana umat islam binggung mana kyai atau ustadz atau orang yang bisa dijadikan peraga dalam menjalankan ibadah kepada Allah. Ada kyai atau ustadz yang awal kemunculannya sangat kita kagumi dan kita ikuti petunjuknya, tapi dalam perjalannya kita malah bosan dan meninggalkan dia , karena ucapan yang begitu banyak keluar dari mulutnya, tapi bukannya menenangkan hati tapi malah membuat hati gelisah. Belum lagi prilaku dan tindakannya tidak sesuai dengan ucapan yang dia keluarkan. Tapi yakinlah PERAGA itu ada dan carilah terus…., maka anda akan menemuinya. Dan begitu anda menemuinya ikutilah ajarannya , walaupun nanti ajarannya itu akan bertentangan tapi itulah obat buat hati anda yang gelisah.

C.    Peran Guru Agama Islam Dalam Pembentukan Karakter
Salah satu hak peserta didik adalah untuk mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang sama. Memperhatikan hak anak didik dalam satuan pendidikan maka seorang guru diwajibkan untuk mendidik anak dengan baik sesuai ajaran agama dan norma norma yang berlaku didalam masyarakat dan anak diwajibkan untuk memahami dan memperdalam ilmu agama. Pendidikan agama adalah suatu proses pembinaan dan pengajaran yang dilaksanakan dalam segala segi, yang dapat membimbing dan mengarahkan seseorang menjadi manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berpegang teguh terhadap ajaran agama Allah, yaitu agama Islam. Melihat realita yang terjadi dalam masyarakat, bahwa saat ini perilaku anak sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, moral dan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat. Padahal maju atau mundurnya suatu bangsa sangat tergantung bagaimana bangsa itu memperlakukan atau mendidik anak-anaknya. Oleh karena itu guru harus berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter anak maka secara tidak langsung tujuan pendidikan nasional akan terwujud. Adapun peran guru agama Islam dalam pembentukan karakter anak yaitu sebagai berikut:
1.      Berperilaku sesuai ajaran agama Guru agama Islam dalam mendidik anak didik mengharapkan agar anak didiknya dapat berahlak mulia dalam pergaulan baik dilingkungan sekolah, ataupun diluar sekolah. Oleh karena itu para pendidik perlu memperdalam pencapaian dan peningkatkan bentuk penghayatan mereka terhadap ajaran Islam. Sehingga guru tidak hanya mentransfer ilmunya tapi guru juga harus mendidik anak agar berperilaku sesuai yang ditetapkan dalam ajaran agama Islam.
2.      Memahami anak Guru dalam membimbing ataupun memberikan pemahaman tentang Islam kepada anak, selayaknya dapat memahami tingkat kemampuan setiap anak didiknya karena setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk memahami pelajaran, sehingga ada kesulitan pada anak didik untuk memahami apa yang disampaikan oleh guru serta anak didik mampu mengamalkan dari apa yang disampaikan.
3.      Mengikuti perkembangan anak didik Guru adalah tenaga pengajar, akan tetapi terkadang guru lupa akan kewajibannya dan tidak jarang guru mengajarkan perilaku yang baik kepada anak tapi tidak diikuti dengan bimbingan penuh serta perhatian kepada anak baik ketika anak tersebut berada dilingkungan sekolah ataupun diluar lingkungan sekolah.
4.      Berperan aktif dalam memberikan bimbingan dan nasihat Untuk membentuk karakter anak, maka guru agama harus lebih mengetahui fungsinya dalam memberikan bimbingan ataupun nasihat kepada anak didiknya dalam berperilaku. Sehingga anak terkontrol dalam bergaul dengan sesama temannya terlebih kepada orang tua dan guru, selain itu pula anak dapat menfilter terhadap pengaruh negative yang akan merusak akhlak bahkan mengubah pola berfikir anak kedepannya. Selain itu pula bahwa guru selaku pembimbing tidak henti-hentinya mengarahkan dan memperbaiki perilaku anak yang tidak sesuai dengan nilai-nilai keagaaman dan sudah menjadi kebiasaan, walaupun sangat sulit untuk merubah kebiasaan buruk anak, tapi guru memaksimalkan perananya dalam membentuk karakter sehingga anak tersebut mencerminkan sifat kemandirian, mampu meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Memperhatikan peran guru dalam membentuk karakter anak yang telah dikemukakan sebelumnya, maka guru harus berusaha menjadi guru ideal, di samping menjadi contoh moralitas yang baik, diharapkan guru memiliki wawasan keilmuan dan pengetahuan yang luas sehingga materi yang disampaikan dalam hal ini Pendidikan Agama Islam dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan yang lain. Memahami psikologi anak didik sangat diperlukan pula. Belajar Pendidikan Agama Islam di sekolah bagi anak didik bukan saja belajar tentang yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan (halal dan haram), tetapi mereka belajar adanya pilihan nilai yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dari hasil itu, guru dapat memaksimalkan diri untuk berfikir strategi agar anak didik mengamalkan nilai-nilai keagamaan. Guru dalam mentransfer nilai tidak hanya diberikan dalam bentuk ceramah, tetapi bagaimana guru berkreasi dalam memberikan strategi pembelajaran kepada anak didik, sehingga suasana belajar tidak monoton dan anak didik terasa menyenangkan dan tidak bosan dengan suasana belajar. Guru Pendidikan Agama Islam diharapkan mengikuti perkembangan metode pembelajaran mutakhir untuk menggunakan media teknologi informasi dalam pembelajarannya demi untuk memberikan yang terbaik kepada anak didik kedepannya. Selain itu pula bahwa dalam memberikan materi kepada anak harus memahami tingkat kemampuan setiap siswanya karena setiap anak memiliki sifat dan kemampuan yang berbeda untuk memahami pelajaran, sehingga terkadang ada beberapa siswa kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan dan disampaikan oleh guru.
Mengamati yang telah dikemukakan sebelumnya, maka sangat jelas bahwa didikan guru terhadap anak sangat penting dalam pembentukan karakter, Perilaku guru berpengaruh terhadap perilaku anak, baik berupa perkataan ataupun perbuatan, karena guru sebagai contoh teladan terhadap anak didik. Anak tidak akan mungkin berperilaku yang baik apabila gurunya berperilaku buruk, jadi ada ketergantungan dan timbal balik antara anak didik dan guru. Sebelum memberikan contoh yang baik kepada siswa, maka terlebih dahulu guru mengamalkan apa yang diajarkan.
 Allah SWT berfirman :
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”.( QS. Ash – Shaff : 1-2)
Sungguh ironis jika guru mengajarkan nilai-nilai keagamaan mengenai bagaimana berperilaku yang baik, akan tetapi justru guru tersebut mencerminkan perilaku buruk. Pendidikan agama mutlak bagi seluruh lingkungan sekolah, karena memberikan pemahaman dalam pembinaan sikap mental dan kepribadian anak didik. Oleh karena itu Guru pendidikan Agama Islam berperan penting dalam pembentukan karater anak. Sebab guru pendidikan agama Islam bertanggung jawab dalam menentukan pembinaan sikap anak-anak, karena bidang studi agama Islam banyak membahas tentang pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah dan akhlakul karimah. Oleh karena itu guru agama perlu mendapatkan perhatian khusus baik dari lembaga pemerintah ataupun dari lembaga non pemerintah. Alangkah idealnya, jika guru mengimbangi antara teori dan kenyataan-kenyataan yang sering terjadi dalam kehidupan anak dalam mengajarkan bagaimana berperilaku baik dalam lingkungan keluarga, sekolah ataupun dalam lingkungan masyarakat, sehingga anak-anak bisa menjadikan sebagai pelajaran berharga. Disamping itu peran guru agama mesti ditonjolkan dengan tetap mengingatkan kepada anak untuk selalu menunjukkan sikap saling menghormati, saling menghargai antar sesama umat beragama, dan toleransi beragama ketika bergaul dengan sesamanya. Maka Secara tidak langsung anak akan lebih mendekatkan diri kepada Allah swt. Dengan demikian ada perasaan bagi anak untuk mengevaluasi diri dari perilaku buruk yang dilakukan sebelumnya.
Guru pendidikan agama Islam dalam mentransferkan ilmunya kepada anak didik, juga berusaha untuk memberikan didikan secara efektif serta mendorong anak didik untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh. Selain itu pula guru tersebut harus tegas dalam membimbing anak kejalan yang benar dan anak yang melakukan kesalahan mesti dijatuhkan teguran dan hukuman, agar timbul kedisiplinan dalam diri, namun hukuman yang diberikan kepada anak bersifat mendidik dan tidak mempengaruhi mental dan jiwa dari anak tersebut. Anak tidak boleh terlalu dimanja, karena anak yang dimanjakan berarti meningkatkan kepercayaan bahwa dia selalu mendapatkan apa yang diinginkan, oleh karena itu guru dan orang tua serta masyarakat berusaha bagaimana anak itu bisa hidup dengan penuh kemandirian. Selain itu pula fungsi guru sebagai pendidik, pengasuh dan pembimbing tetap dipertahankan, karena terkadang guru lengah dengan tanggung jawabnya. Oleh karena itu sikap agresif seorang guru dalam mengontrol anak didik perlu ditingkatkan baik terhadap tindakan yang akan dilakukan ataupun ketika anak tersebut bergaul.
Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:
“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah umpama seorang yang menjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi jika memberimu sedikit, kamu membelinya, siapapun mendekatinya akan tercium minyak wangi. Adapun pandai besi, dia bisa memercikapi yang membakar pakaianmu atau engkau akan mencium yang tidak sedap darinya.” (HR. bukhari dan Muslim)
Pemikiran anak terhadap hal-hal baru dalam kehidupan masih terbatas, karena anak belum mengenal jati dirinya sebagai manusia yang punya masa depan, oleh karena itu anak yang masih memerlukan bimbingan, kasih sayang, dan perhatian baik dari orang tua maupun dari guru. Orang tua dan guru mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mendidik anak, terdapat sedikit perbedaan bahwa ruang geraknya orang tua dalam mendidik anak lebih luas dibanding dengan guru. Anak yang tidak mendapatkan kasih sayang maka anak cenderung untuk berbuat semaunya dan akan mengenal kebebasan. Inilah yang akan merusak mental anak didik. Oleh karena itu guru harus peka dengan perkembangan anak didiknya, dan terus memberikan pemahaman mengenai nilai agama sehingga perwujudannya dirasakan secara konkret dalam masyarakat.
Pendidikan keagamaan berfungsi dalam mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli agama. Pendidikan keagamaan dapat diberikan kepada anak baik formal ataupun informal. Guru sering kali lalai dalam menerapkan pendidikan informal, guru hanya fokus pada pendidikan formal saja. Padahal pendidikan informal keagamaan merupakan pendidikan penunjang dalam proses pembentukan karakter anak karena akan terus mengingatkan setiap kali melakukan perbuatan yang tercela karena masa-masa seperti ini anak belum mengenal dirinya. Namun kesemuanya itu tidak akan efektif tanpa ada kerjasama yang baik dari berbagai pihak, baik guru, maupun dimasyarakat, terlebih orang tua dari anak itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.                            Dalam mendalami agama islam , peran seorang guru itu adalah mutlak . ilmu agama islam itu sangat luas, sehingga hidup kita ini tidak akan cukup untuk mempelajari agama islam. Dan dalam beribadah kepada Allah, Dia pun sebenarnya tidak menuntut hambanya untuk melakukan semua yang diperintahkan-Nya. Kesulitan kita dalam memilih ibadah mana yang cocok dan diterima oleh Allah adalah hal yang sangat sulit. Kita tidak tahu bahwa ibadah yang kita lakukan telah diterima atau ditolak oleh-Nya. Kebanyakan manusia dalam menjalankan ibadah tidak berdasarkan petunjuk dan bimbingan seorang Guru , sehingga ibadah yang dilakukan akan sia-sia dan mereka kebanyakan akan putus asa.
2.                            Peran guru agama Islam dalam membentuk karakter anak adalah : Berperilaku sesuai ajaran agama, Berperan aktif dalam memberikan bimbingan dan nasihat Untuk membentuk karakter anak, Mengikuti perkembangan anak didik, Memahami ana, Guru dalam membimbing ataupun memberikan pemahaman tentang Islam kepada anak.



DAFTAR PUSTAKA
AL-QURANUL KARIIM
Anonimous, 2000
Ahmad Tafsir, 2001,Peningkatan Keimanan dan Ketaqwaan Siswa Melalui Mata Pelajaran Umum, Gema PWKGA Edisi April 2001 : 1 - 5.
Bahan Dasar Peningkatan Wawasan Keagamaan (Islam) Guru Bukan Pendidikan Agama SLTP dan SMA, Depdiknas Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Peningkatan Wawasan Keagamaan Guru, Jakarta.
Jamal Ma’mur Asmani, 2010, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah, Yogyakarta : Penerbit Diva Press.
Kemendiknas, 2010, Draf Pedoman Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Jakarta : Kemendiknas.
Kemendiknas, 2010, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pedoman Sekolah, Jakarta : Kemendiknas.

Google.Com
Wikipedia.Com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar